Seminar Kreatif dalam Bidang Industri Ekonomi Oleh Jay Wijayanto
- risaliuswani
- May 10, 2015
- 2 min read

Pada hari Jumat tanggal 8 Mei 2015 diadakan seminar umum yang diadakan di kelas 1106B. Seminar tersebut diadakan dengan mengundang seorang tokoh yang memiliki tingkat kretifitas dalam bidang industru ekonomi. Ketika mendengarkan akan diadakan seminar dengan topik tersebut, tentu hal tersebut sangat menarik perhatian. Ketika seminar sudah mulai berlangsung saya terkejut, karena tokoh tersebut adalah seseorang yang sangat energik, semangat dan tentunya muda umurnya. Biasanya seminar yang diadakan selalu dihadiri oleh seorang pembicara yang paruh baya. Maka dari itu, mulai dari kesan petama yang didapat saja sudah sangat menarik. Tokoh tersebut bernama Jay Wijayanto. Beliau meminta kami semua untuk bangkit berdiri dan bersama-sama menyanyikan lagu Indonesia Raya. Hal tersebut tentunya membuat kami semua menjadi lebih semangat.
Beliau pun menceritakan bahwa ia membuka sebuah restoran yang bernama Resto Rempah Kita di Plaza Indonesia dengan mengembangkan masakan Nusantara. Sungguh mengagetkan saya , mengapa bisa terpikir berani untuk membuka sebuah restoran yang letaknya di mall yang pasti sudah kita ketahui perbedaannya dibandingkan dengan resto-resto lainnya. Bapak Jay Wijayanto adalah seorang mahasiswa lulusan Fakultas Ilmu Sosial Politik Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Prof. Ng. Aik Kwang mengatakan dalam bukunya yang berjudul “Why Asians Are Less Creative Than Westerners” ia mwnyebutkan sebuah perumpamaan yaitu “Jack of all trades, but master of none” (tahu sedikit sedikit ttg banyak hal tapi tidak menguasai apapun). Sekolah di Asia banyak sekali yang dijejali oleh hafalan. Maka tak heran jika Asia banyak menjuarai lomba di bidang olympiade tetapi hampir tidak pernah ada org Asia yang menang Nobel atau hadiah internasional lainnya yg berbasis inovasi dan kreativitas. Banyak orang Asia yang menganggap bahwa bertanya itu bodoh, berbeda dengan mahasiswa yang berada diluar negri yang ketika dalam acara perkuliahan pasti banyak sekali yang mengajukan pertanyaan.
Dalam seminar tersebut diceritakan pula bahwa pendiri traveloka yang hanya bermodal sebuah website dapat membuat sebuah situs yang memperjual belikan tiket penerbangan. Perbedaan cara pikir pendiri traveloka dengan para penambang adalah dalam sisi pemikirannya. Padahal mereka sama-sama menghasilkan sesuatu. Ya, tentunya perbedaan
tersebut terletak dalam cara berpikirnya. Pendiri traveloka dapat menggerakkan dunia dengan ongkos murah.
Dalam pembahasan Creative Economy as the soft power, Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki kreatifitas ekonomi paling tinggi di tahun 2000. Contohnya dimana ada lahan kosong pasti orang Indonesia akan memanfaatkannya dengan membuka lapak di sana.
Akhir dari seminar tersebut ditutup dengan beberapa pertanyaan. Salah satu pertanyaan yang membahas mengenai apakah ketika ingin menjadi kreatif harus dicoba terlebih dahulu. Dan ternyata memang menang, bahwa segala sesuatu harus dicoba terlebih dahulu. Meskipun itu gagal tetapi yang paling terpenting kita harus mencobanya terlebih dahulu.
Kommentare